Dosen UNAIR Hobi Menyanyi dan Ciptakan Lagu
UNAIR NEWS – Tidak dapat dipungkiri
lagi bahwa alunan musik adalah bagian dari kehidupan manusia. Tidak pandang
dari kalangan mana, seseorang pasti akan mencintai alunan musik sesuai
genrenya. Begitu pula yang dirasakan oleh salah satu dosen di Departemen Sastra
Indonesia Universitas Airlangga Mochammad Jalal, S.S., M.Hum. Dosen Linguistik
ini mengaku mencintai dunia musik sejak masih usia belasan tahun.
“Sebenarnya sampai sekarang dunia
musik bagi saya hanya sekedar penyaluran hobi yang tidak pernah saya geluti
secara profesional,” ungkap Jalal.
Sejak kecil, dosen yang akrab
disapa Jalal ini memang tumbuh di lingkungan yang bersentuhan dengan alunan-alunan
musik. Sang ayah, sering nembang macapat sebagai penghantar tidurnya. Selain
itu, di lingkungan masjid tempatnya mengaji juga banyak hal yang berkaitan
dengan nada-nada musik yang harus dihafal.
“Ya banyak yang harus saya hafal,
seperti puji-pujian, sholawatan, diba’, dan lainnya,” ujar Jalal.
Baca artikel lain juga :
Dosen asal Bojonegoro ini mengaku,
dirinya dibesarkan di lingkungan masyarakat yang kental dengan tembang-tembang
seni tradisional. Tayub dan gending-gending Jawa adalah musik yang sering Jalal
dengarkan sejak kecil. Maka tak heran, bakatnya memainkan alat musik seperti
seruling dan gitar memang telah terasah secara otodidak sejak dini.
“Bermula dari sanalah rupanya yang
menumbuhkan sense of music saya. Menginjak remaja, saya mulai berlatih
musik, gitar, dan seruling secara otodidak. Dalam olah vokal, saya juga mulai
berlatih dengan menirukan suara penyanyi yang kala itu lagu-lagunya saya nilai
menarik, baik dari genre pop dan dangdut,” tutur laki-laki yang melanjutkan
studi S-2 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, ini.
Hasilnya tidak main-main. Saat
duduk di bangku SMA, Jalal pernah menjuarai kompetisi menyanyi dangdut
se-Kabupaten Bojonegoro.
Hobi menyanyi tidak hanya berhenti
sampai usia SMA saja, namun berlanjut hingga dirinya tercatat sebagai mahasiswa
UNAIR tahun 90-an. Bahkan, Jalal dengan sengaja bergabung dengan grup Paduan
Suara UNAIR agar dapat belajar musik secara teoritis.
“Di PSUA era 90-an, saya termasuk
tim inti yang dikirim di berbagai event nasional dan selalu tidak
ketinggalan dalam berbagai festival untuk membela UNAIR,” tuturnya.
Kepada UNAIR News Jalal
menuturkan, dirinya saat itu mulai tertarik dengan genre seriosa yang dianggap
paling sulit dalam seni olah vokal. Semangatnya belajar untuk dapat menguasai
genre musik itu membuahkan hasil. Di tahun 1994, Jalal berhasil menjadi Juara 1
kompetisi menyanyi se-Jawa Timur untuk kategori seriosa.
Menciptakan lagu
Dengan bergabung PSUA sejak tahun
2008, kemampuan dosen yang kini tinggal di Sidoarjo ini dalam mengaransemen
suara dan menulis lagu kian terasah. Apalagi, kini dirinya telah mempunyai single
lagu yang sudah viral di kampus karena unggahannya di akun YouTube beberapa
bulan lalu.
Saat diwawancarai mengenai single
terbarunya yang berjudul Izin Poligami, ia menuturkan bahwa apa yang
ditulis hanya untuk hiburan semata.
“Itu sebenarnya iseng dan untuk
lucu-lucuan saja. Ketika isu poligami sedang ramai dibicarakan di media, saya
jadi ingin membuat lagu dari genre dangdut. Tidak norak, smart, tapi bisa
menggambarkan isu poligami dengan apik,” ungkapnya.
Berbekal melakukan rekaman di
studio milik teman serta hasil dorongan keras dari teman, single
tersebut akhirnya ia unggah di YouTube, mulai viral dan menjadi pembicaraan di
lingkungan UNAIR.
Baca artikel lain juga :
Jalal mengatakan, hobi di dunia
seni musik tidak pernah menjadi pengganggu aktivitasnya sebagai dosen. Namun
justru sebaliknya, dapat disinergikan dengan berbagai kegiatan seni yang
diselenggarakan di UNAIR. Berbekal kompetensi itu, Jalal dipercayai menjadi
pembina PSUA sejak 2003 hingga 2015. Selain itu, pihaknya kini menjadi pembina
Paguyuban Karawitan Sastra Jendra (Pakar Sajen) FIB UNAIR.
“Saya juga sering dipercaya
menyelenggarakan event yang berhubungan dengan seni di UNAIR. Misalnya
tahun 2011 saya berhasil membuat pertunjukan ludruk berbahasa Suroboyoan dengan
mengkolaborasikan antara dosen, mahasiswa, dan mahasiswa asing,” tambahnya.
Jalal mengaku, meskipun sekadar
hobi, seni musik cukup bisa menghasilkan uang. Dengan menjadi Pembina PSUA dan
terkadang mendapat pesanan untuk mengaransemen lagu, rezeki bisa mengalir
dengan sendirinya. Pihak keluarga juga sering mengandalkan dirinya menjadi
pengisi acara musik tradisional maupun modern. Selain itu, melalui hobi
bermusik Jalal mengaku semakin menambah relasi dan kolega yang memiliki hobi
yang sama.
“Ya yang jelas ini memang awalnya
hanya sekedar hobi. Tidak pernah terbersit keinginan untuk benar-benar
profesional. Hanya menggeluti bidang ini. Ya pokoknya just fun dan
main-main dengan bidang musik seperti sekarang ini saya rasa cukup,” ungkapnya
di akhir perbincangan. (*)
Penulis : Ainul Fitriyah
Editor : Binti Q. Masruroh
Daftar
Fakultas di Universitas Airlangga :
|
Komentar
Posting Komentar